Rahajeng Nyanggra Rahina Galungan dan Kuningan

22 April 2025
Admin SID
Dibaca 27 Kali
Rahajeng Nyanggra Rahina Galungan dan Kuningan

Rahajeng Nyanggra Rahina Galungan dan Kuningan

Hari Raya Galungan dan Kuningan adalah dua perayaan penting dalam agama Hindu Bali yang memiliki makna filosofis, spiritual, dan sosial yang mendalam. Berikut penjelasannya:


1. Makna Hari Raya Galungan

Galungan dirayakan setiap 210 hari (berdasarkan kalender Pawukon Bali) dan melambangkan kemenangan Dharma (kebenaran) melawan Adharma (kejahatan).

Makna Spiritual

  • Kemenangan Kebaikan: Galungan dipercaya sebagai hari ketika Dewa Indra (simbol kekuatan Ida Sang Hyang Widhi Wasa) bersama para leluhur turun ke bumi untuk memberkati umat manusia.

  • Penyucian Diri: Umat Hindu melakukan persembahyangan untuk membersihkan diri dari pengaruh negatif.

  • Persembahan Syukur: Dengan memasang penjor (hiasan dari bambu berhiaskan janur, buah, dan hasil bumi), masyarakat menyatakan rasa terima kasih kepada alam dan Tuhan.

Makna Filosofis

  • Perlambangan Perang Melawan Kejahatan: Bukan hanya mitologis (kisah Mayadenawa vs Dewa Indra), tetapi juga perjuangan manusia melawan sifat buruk seperti keserakahan, kemarahan, dan kebodohan.

  • Keseimbangan Hidup: Penjor yang melengkung menggambarkan harmoni antara manusia, alam, dan Tuhan.

Tradisi

  • Pasang Penjor di depan rumah.

  • Sembahyang di pura keluarga dan merangkai canang sari.

  • Bersilaturahmi dengan keluarga besar.

ucapan_desa_Galungan_lan_kuningan_Frame_Bambu_2025 


2. Makna Hari Raya Kuningan

Kuningan dirayakan 10 hari setelah Galungan (hari Saniscara Kliwon Wuku Kuningan) sebagai hari kembalinya para dewa dan leluhur yang kembali ke kahyangan.

Makna Spiritual

  • Hari Penyempurnaan: Jika Galungan adalah awal perayaan, Kuningan adalah penutup sekaligus momen memohon perlindungan terakhir sebelum para dewa kembali.

Makna Filosofis

  • Kewaspadaan & Perlindungan: Simbol tamiang (perisai) dan endongan (bekal) mengingatkan manusia agar selalu waspada terhadap godaan duniawi.

  • Warna Kuning: Dominasi warna kuning (nasi kuning, kain kuning) melambangkan kemakmuran dan kemuliaan.

Tradisi

  • Persembahyangan sebelum jam 12 siang (karena dipercaya para dewa kembali saat tengah hari).

  • Membuat nasi kuning dan jaja (kue tradisional) sebagai simbol kemakmuran.


Perbedaan Galungan & Kuningan

Aspek Galungan Kuningan
Makna Utama Kemenangan Dharma vs Adharma Perpisahan dengan dewa/leluhur
Waktu Awal perayaan (Hari Rabu) Penutup (10 hari setelah Galungan)
Simbol Penjor (syukur & kemenangan) Tamiang & Endongan (perlindungan)
Aktivitas Sembahyang, silaturahmi, pasang penjor Sembahyang pagi, sajian nasi kuning

Pesan Universal Galungan & Kuningan

  1. Kebaikan Harus Dijaga: Seperti Galungan yang dirayakan setiap 6 bulan, manusia harus terus berjuang melawan kejahatan dalam diri.

  2. Bersyukur atas Alam: Tradisi penjor dan sesaji mengajarkan harmoni dengan lingkungan.

  3. Ingat Kematian: Kuningan mengingatkan bahwa hidup sementara, jadi isilah dengan kebajikan.

"Rahajeng Galungan lan Kuningan!"
(Selamat merayakan Galungan dan Kuningan! Semoga kebaikan selalu menang!)