Desa Angseri Gandeng Universitas Udayana, Susun Rencana Induk Pengembangan Desa Wisata

Angseri, Tabanan - Pemerintah Desa Angseri bersama Pusat Unggulan Pariwisata (PUP) Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LPPM) Universitas Udayana memulai kolaborasi strategis untuk menyusun Rencana Tapak (Site Plan) pengelolaan desa wisata. Kerjasama ini bertujuan mengembangkan potensi Desa Angseri menjadi destinasi wisata yang berkelanjutan, berbasis masyarakat, dan ramah lingkungan.
Kolaborasi Strategis untuk Pariwisata Berbasis Kearifan Lokal
Kolaborasi antara desa dan akademisi ini diharapkan dapat menghasilkan peta jalan yang jelas dan terstruktur dalam pengelolaan desa wisata. Tim dari Universitas Udayana akan membantu memetakan potensi alam, budaya, dan sosial yang dimiliki Desa Angseri. Pendekatan ini akan memastikan bahwa pengembangan pariwisata tidak menggerus, melainkan justru memperkuat identitas lokal serta nilai-nilai kearifan Desa Angseri.
Kepala Desa Angseri, dalam sambutannya, menyatakan antusiasmenya terhadap kerja sama ini. "Desa Angseri memiliki potensi alam yang luar biasa, mulai dari pemandangan sawah terasering hingga keunikan budaya lokal. Namun, kami sadar bahwa pengelolaan pariwisata memerlukan perencanaan yang matang dan ilmiah. Dengan bimbingan para ahli dari Universitas Udayana, kami yakin dapat menciptakan desa wisata yang tidak hanya menarik bagi wisatawan, tetapi juga memberikan manfaat ekonomi nyata bagi seluruh warga," ujarnya.
Rencana Tapak sebagai Panduan Pengembangan
Rencana Tapak yang akan disusun mencakup berbagai aspek penting, antara lain:
-
Zonasi Kawasan Wisata: Pembagian area desa menjadi zona-zona khusus, seperti zona akomodasi, zona kegiatan seni dan budaya, zona kuliner, serta zona ekowisata.
-
Pembangunan Infrastruktur Berkelanjutan: Perencanaan pembangunan jalan setapak, fasilitas pendukung, hingga homestay yang tetap selaras dengan arsitektur tradisional dan kelestarian lingkungan.
-
Pengembangan Atraksi Wisata: Identifikasi dan pengembangan kegiatan-kegiatan menarik bagi wisatawan, seperti tur edukasi pertanian, lokakarya kerajinan tangan, pertunjukan seni tradisional, atau wisata alam.
-
Sistem Pengelolaan Sampah dan Lingkungan: Perumusan strategi pengelolaan sampah terpadu serta upaya konservasi alam untuk menjaga keindahan dan kebersihan desa.
-
Model Pemberdayaan Masyarakat: Rancangan program yang melibatkan langsung warga desa dalam pengelolaan wisata, mulai dari pelatihan pemandu wisata, pengelola homestay, hingga pelaku UMKM lokal.
Dampak Positif bagi Masyarakat dan Lingkungan
Kerja sama ini diharapkan dapat memberikan dampak positif jangka panjang, baik bagi masyarakat maupun lingkungan. Secara ekonomi, pengembangan desa wisata yang terencana dapat membuka lapangan pekerjaan baru dan meningkatkan pendapatan warga. Sementara itu, dari sisi sosial-budaya, pariwisata yang berbasis kearifan lokal akan melestarikan tradisi dan seni yang menjadi kekayaan Desa Angseri.
Guru Besar dari PUP LPPM Universitas Udayana menyampaikan bahwa pendekatan yang digunakan adalah community-based tourism, di mana masyarakat menjadi subjek utama dalam setiap tahapan perencanaan dan pengelolaan. "Kami akan memastikan setiap langkah pengembangan ini melibatkan partisipasi aktif dari seluruh elemen masyarakat desa, sehingga desa wisata ini benar-benar milik dan dikelola oleh warga Angseri," tegasnya.
Penyusunan Rencana Tapak ini dijadwalkan selesai dalam beberapa bulan ke depan. Hasil dari perencanaan ini akan menjadi pedoman utama bagi Pemerintah Desa Angseri untuk mulai mewujudkan mimpi menjadi desa wisata yang mandiri, berdaya saing, dan berkarakter.
Komentar baru terbit setelah disetujui Admin